Menurut laporan, UNICEF, sekitar 3,7 juta anak-anak berusia antara tujuh dan 17 tahun, atau 44 persen, tidak bersekolah. Sekira 2,7 juta anak perempuan dari angka tersebut.
Pasalnya, anak-anak tersebut tidak bersekolah karena harus membantu oran tua di kebun. Sementara mereka memiliki akte kelahiran, serta akses terhadap kesehatan dan pendidikan.
Kesenjangan ini terus muncul pada tingkat yang lebih tinggi, dengan 26 persen anak dengan disabilitas yang menyelesaikan jenjang SMA dibandingkan 62% anak tanpa disabilitas.
Sekitar 70 persen petani saat ini hanya lulusan sekolah dasar (SD), dan bahkan tidak bersekolah sama sekali. Hanya satu 1,5 persen saja petani yang lulus perguruan tinggi, baik melalui program D3, D4, dan program sarjana.